Morowali: Banjir, Sudah Saatnya Reklamasi & Rusaknya Gunung Diusut

  • Whatsapp
banner 728x90

Morowali,- Dalam sepekan awal Juni 2020 hingga kini curah hujan di Kabupaten Morowali mulai meningkat. Sejumlah ruas jalan mulai banjir lumpur warna coklat jingga menutup badan jalan menjadi pemandangan biasa. Kewaspadaan juga sudah dihimbau pemerintaj daerah lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Beberapa pihak di Morowali menilai curah hujan tinggi sudah biasa di Morowali. Yang tidak biasa dalam lima tahun terakhir. Pasalnya, banyak bentuk alam sudah berubah.

Pesisir pantai banyak yang direklamasi untuk pelabuhan atau dermaga sendiri. Begitu juga pegunungan sudah banyak yang mulai rata dengan tanah.

‘’Kalau alam tak seimbang, bencana yang akan menjawab. Itu hukum alam. Bukankah kerusakan yang ada di bumi akibat ulah manusia, itu bunyi kita suci apa masih tidak percaya,’’ ujar Syadiq Al Habsyie tokoh muda Sulawesi Tengah ke kailipost.com semalam (15/6/2020).

Ia mendesak Pemprov lewat Badan Lingkungan Hidup dapat mempertanyakan soal reklamasi pantai untuk dermaga atau pelabuhan perusahaan tambang di Morowali yang makin banyak. Begitu juga soal pengembalian alam pasca tambang. ‘’Apakah konsisten. Eksploitasi tambang diikuti reboisasi dan pengembalian lahan? Harus tegas semua pejabat jangan cuma jadi pemadam kebakaran. Terjadi baru ramai ramai saling menyalahkan,’’ terangnya. Bila ada pembiaran diduga pejabat sudah banyak menerima sesuatu dari pengusaha tambang. ***

Reporter: andono Wibisono

Berita terkait