LPMS Poso Gelar FGD Isu Terorisme

  • Whatsapp
banner 728x90

REPORTER POSO: ISHAK ALHAKIM
KAILI POST, POSO
Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Poso bekerja sama dengan The Habibie
Center melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Upaya Penguatan
dan Pencegahan Isu Ekstrim Terorisme di Indonesia” (Minggu 22/4/2018).

Sebanyak 20 orang
peserta berasal dari berbagai Lembaga yang ikut dalam diskusi tersebut salah
satunya adalah mantan Narapidana Terorisme paska konflik yang ada di Poso.

Giat tersebut selain
dihadiri oleh Direktur LPMS Poso Budiman Maliki S.Sos,  tampak juga hadir dari Forum Kerukunan Ummat
Beragama (FKUB) Ibrahim Ismail S.H.I.,M.H.I, 
Rektor Universitas Kristen Tentena (UNKRIT) Amnosius R.A.B Meringgi,
SP.,M.Si, Fuad Anhar Abdullah, S. Sos,.M.Si Kepala bidang Dinas Sosial,
Pimpinan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Poso Ustadtz. Zainudin, serta
Mahasiswa dari perguruan tinggi, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Poso,
bersama Sekolah Tinggi Theologia (STT) Tentena dan beberapa tamu lainnya.

Direktur Lpms Poso
Budiman Maliki menegaskan, dalam Mencegah terjadinya kekerasan ekstrim
dimasyarakat khususnya berkaitan dengan upaya penanganan  radikalisme dan intoleransi diwilayah paska
konflik seperti diposo, kita harus bersama-sama bersatu dalam mencegah isu-isu
yang akan memecah belah antar suku, ras, golongan dan agama.

Selanjutnya dikatakannya
ada tiga tujuan utama FGD ini dilakukan yaitu ingin meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam merespon isu isu cauntering violent ekstremis, melakukan
sharing informasi dan pengalaman terbaik dari para stekholder masyarakat sipil
diposo baik itu lembaga pendidikan tinggi, ormas keagamaan, Lsm, eks napiter,
kalangan media serta pemerintah daerah melalui SKPD, dan mendorong adanya wadah
kolaborasi kedepan nya untuk lebih memperkuat kerjasama dimasyarakat dalam
melakukan upaya pencegahan aktivitas yang berkaitan dengan isu radikalisme,
apapun bentuknya untuk bisa di kelola dengan perspektif bina damai di poso.

” Ini adalah
salah satu output pertemuan dari FGD, bahwa semua stekholder yang terlibat
dalam kegiatan ini akan melanjutkan kegiatan serupa dibulan depan guna
mempertajam pokok bahasan, dirumuskan dalam prosa diskusi yang ada. Lpms
bersama the habibie center juga akan memberikan pendampingan penguatan kepada
stekholder sebagai upaya meningkatkan kapasitas bagi masyarakat sipil diposo
dengan topik yang sama,” Ujar Budiman Maliki.

Sementara itu Kabid
Dinas Sosial Fuad Anhar Abdullah mengatakan, dalam menyikapi hal ini sebagimana
pola pencegahan aksi-aksi kekerasan di Kabupaten Poso tentunya dalam prospektif
sosial yang harus diperhatikan ialah pemetaan potensi rawan kekerasan, misal
seseorang melakukan sesuatu kekerasan apa yang memotifasi orang itu.

Kemudian dalam
penanganan kasus kekerasan ini, entah itu pencegahan atau pemulihan, kita harus
memiliki pola-pola kekinian atau dengan kata lain harus update informasi.

Karena bagi
teman-teman yang sudah mengalami kasus terorisme hukuman yang diberikan ke
mereka bisa 4-5 tahun, ketika mereka keluar pasti zaman itu sudah berubah.

BACA SELENGKAPNYA DI HARIAN KAILI POST…!

Berita terkait