Budidaya Udang Vaname Dukung Industrialisasi Blue Economy

  • Whatsapp
banner 728x90

Sumber: Humas Pemprov
INDUSTRIALISASI Berbasis Blue Economy lewat
budidaya udang vaname supra intensif di Balai Pembenihan Ikan Pantai (BPIP)
Desa Tete B, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Unauna diapresiasi Gubernur
Longki Djanggola saat dilaksanakannya panen parsial tahap 1, Kamis (9/8/2018).
Jumlah udang yang berhasil dipanen
mencapai 500 kg, ber-size 50 dan dihargai 60 ribu per kg di pasar lokal Touna
dan Poso. Rencananya, dalam 20 hari kedepan akan dipanen lagi sisa udang
dari total 300 ribu benih udang yang sudah ditebar sejak 17 Mei lalu di
kolam-kolam budidaya udang vaname BPIP Tete B berukuran 18 × 18 m. 
“Saya heran kenapa alergi lobster
tapi tidak vaname, mungkin karena yang satu dari luar negeri tapi vaname dari
Sulteng,” ujar gubernur sambil bergurau. Dengan suksesnya panen Vaname,
gubernur berharap ada upaya lanjutan memodifikasi metode ini supaya dapat
dijangkau masyarakat umum karena metode sekarang dinilai gubernur masih mahal.
“Coba fasilitasi kolam murah meriah yang ngga terlalu mahal,”
harapnya agar penerapan Vaname bisa lebih luas.
Selain itu, Bupati Touna Moh. Lahay, SE
ikut didorong gubernur agar bisa memfasilitasi masyarakatnya yang meminati
pembudidayaan vaname untuk mendapat pinjaman modal dari perbankan. “Ada
jalan-jalannya itu dan perbankan tidak boleh menolak,” tegasnya.
Lebih jauh Ia paparkan bahwa penyumbang
tertinggi inflasi Sulteng hingga saat ini adalah ikan laut padahal dengan luas
laut mencapai 2/3 daratan, tidaklah mungkin Sulteng bisa mengalami kelangkaan
ikan laut.
Namun lanjut gubernur, karena kurangnya
kontrol, ikan-ikan yang ditangkap di laut oleh nelayan langsung dijual di
tengah laut untuk dibawa ke daerah-daerah lain yang konsumsi ikannya jauh lebih
tinggi dari Sulteng.
Belajar dari pengalaman itu sehingga
gubernur mengatakan kelebihan lain dari budidaya vaname di BPIP adalah
memungkinkan untuk mengontrol hasil-hasilnya supaya lebih dulu ditujukan buat
memenuhi pasar dalam daerah baru kemudian dikirim keluar daerah. Oleh
karena itu, di akhir sambutan, gubernur menyatakan dukungan penuh atas upaya
pemkab Touna mengembangkan sektor perikanan guna meningkatkan derajat
kesejahteraan rakyat selain pertanian dan pariwisata yang jadi primadonanya.
“Jadi tidak usah muluk-muluk
mengkhayal yang tidak jelas dan semoga Tojo Una-una (dengan perikanan,
pertanian dan pariwisata)  bisa berkontribusi bagi Sulteng, menurunkan
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan,” tutupnya.
Sementara itu, sang penemu metode supra
intensif Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng Dr. Ir. Hasanuddin Atjo, MP
mengamini permintaan gubernur untuk memodifikasi metodenya agar bisa dijangkau
masyarakat luas. Modifikasi skala rakyat sesuai keinginan gubernur itu tuturnya
akan mulai diperkenalkan tahun depan.
“Cukup investasi 100 juta untuk 6
kolam agar bisa diserap masyarakat,” jelas inventor supra intensif
Hasanuddin Atjo.
Selain memanen udang, pada kesempatan itu
turut diserahkan simbolis Gubernur Longki Djanggola bantuan senilai 11 miliar
lebih bagi pengembangan budidaya perikanan darat dan tangkap pada perwakilan
dari 13 kabupaten/kota se Sulteng. Hadir di acara Sekda Touna, Kepala Dinas
Kelautan Perikanan Kab. Touna, Forkopimda Touna dan masyarakat.**

Berita terkait