El Clasico Politik R Prabowo-Sandi vs Jokowi – Makruf

  • Whatsapp
banner 728x90

AKHIRNYA Pemilihan presiden (Pilpres) 2019 – 2024 melahirkan
dua petarung lama. Bak sepak bola el clasico, dua tokoh nasional kembali
bertemu di Pilpres 2019. Incumben presiden Jokowi menggandeng KH Makruf Amin.
Sedangkan Capres Prabowo didampingi Cawapres Sandiaga Uno.
Hari hari ke depan bakal banyak prediksi, analisa dan survei
terkait dinamika Pilpres 2019. Sementara itu, Partai Demokrat (PD) menolak
Sandiaga jadi duet Prabowo. PD baru akan membuat keputusan besok pagi. PD jadi
satu-satunya partai parlemen yang belum membuat keputusan soal Pilpres
2019. 
Sebelumnya diinformasikan, Wakil Ketua Umum Partai Amanat
Nasional ( PAN) Hanafi Rais pergi meninggalkan kediaman Prabowo Subianto di
Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Kamis (9/8) malam. Ia mengaku akan
kembali ke lokasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV di Hotel Sultan, Jakarta.

Namun Hanafi tidak menjelaskan alasannya meninggalkan rumah
Prabowo sebelum mantan Danjen Kopassus itu menyatakan siapa calon wakil
presiden (cawapres) yang akan digandengnya untuk bersaing dengan pasangan Joko
Widodo-Maa’ruf Amin. Bahkan, Hanafi menyebut bahwa calon presiden dan wakil
presiden dari Kubu Prabowo kemungkinan akan diumumkan besok. Malam hari ini,
kata Hanafi, hanya akan ada pernyataan mengenai koalisinya saja.
“Iya, konpers antar koalisi. Baru besok deklarasi untuk pasangan capres-cawapresnya
baru setelah jumatan bisa kita daftarkan,” kata Hanafi. Menurut dia, ini
bukan tidak sesuai rencana tapi terkait calon presiden dan wakil presiden
memang akan diumumkan besok, di pagi hari waktu terakhir pendaftaran pasangan
calon.
“Enggak diundur. Memang dari dulu kita akan deklarasi besok pagi. Baru
kemudian diantarkan (mendaftar ke KPU) setelah jumatan (salat Jumat),”
kata Hanafi. Hanafi mengatakan bahwa malam ini partai-partai pendukung Prabowo
akan bertemu dahulu membicarakan soal koalisi yang akan dibentuk.  “Nanti
maleman mungkin mau kumpul bareng-bareng seluruh ketua umum,” kata Hanafi.

Sementara itu, Prabowo tampak meninggalkan rumahnya pukul
21.05 WIB menggunakan mobil pribadinya. Partai Keadilan Sejahtera berkeras
supaya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tetap melaksanakan saran
Ijtimak Ulama untuk memilih pendampingnya di Pilpres 2019.
“PKS mengawal rekomendasi Ijtimak Ulama, kita upayakan agar hasil Ijtimak
Ulama diterima maksimal. Kita terus upayakan agar kader PKS Salim Segaf bisa
menjadi yang dipertimbangkan,” kata Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal,
dalam jumpa pers di Kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (9/8).

Ijtimak Ulama beberapa waktu lalu memutuskan supaya Prabowo
menggandeng salah satu dari dua kandidat yang dianggap layak. Yakni Anggota
Majelis Syuro PKS Salim Segaf al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad. Mustafa
menyatakan PKS sampai saat ini tetap mendukung Prabowo sebagai calon presiden.
Sedangkan soal sosok calon wakil presiden, Mustafa menyatakan hal itu akan
diungkap dalam waktu yang tidak lama lagi.
Soal kabar Prabowo memilih Sandiaga Uno mendampinginya dalam
Pilpres 2019, Mustafa menyatakan hal itu belum final dan masih dibahas dengan
mitra koalisi yang lain. Mustafa juga menyampaikan selamat atas deklarasi
Jokowi dan Ma’ruf Amin.
Soal kabar Prabowo memilih Sandiaga Uno mendampinginya dalam
Pilpres 2019, Mustafa menyatakan hal itu belum final dan masih dibahas dengan
mitra koalisi yang lain. Mustafa juga menyampaikan selamat atas deklarasi
Jokowi dan Ma’ruf Amin.
Partai Amanat Nasional (PAN) meminta Ketua Umum Partai
Gerindra Prabowo
Subianto mempertimbangkan masukan yang disampaikan GNFP Ulama terkait
posisi bakal calon wakil presiden sore tadi. GNPF Ulama meminta Prabowo memilih
sosok ulama untuk mendampingi maju pada Pilpres 2019. 
“Mereka (GNPF Ulama) menghendaki ulama juga untuk mendampingi, apakah itu
satu pertimbangan bagi kita juga? Tapi kalau itu jadi pertimbangan kan harus
dibahas bersama-sama,” kata Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno di sela
Rapimnas PAN, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (9/8).
Pernyataan yang disampaikan Eddy itu merespons keputusan Presiden Joko Widodo
yang menggandeng Ketua MUI sekaligus Rais Aam PBNU Ma’ruf Amin sebagai calon
wakil presiden. Jokowi akhirnya memilih Ma’ruf setelah sebelumnya disebut-sebut
akan meminang Mahfud 

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa
Kamal mengaku tidak mempermasalahkan apabila Partai Demokrat hengkang dari
koalisi pendukung Prabowo Subianto, dan menyeberang ke koalisi Joko Widodo. 
Menurut Mustafa sebelum pasangan calon presiden dan wakil presiden benar-benar
didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum, koalisi masih sangat cair. “Dipersilahkan,
jadi setiap partai politik, masih terbuka diberi kebebasan, bahkan sebenarnya
sebelum betul betul didaftarkan ke KPU ya kita belum tahu apa yang akan
terjadi,” kata Mustafa, di Jakarta, Kamis (9/8). 
Kata Mustafa, hingga saat ini Partai Demokrat masih belum pasti membangun
koalisi dengan PKS dan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai
calon Presiden. “Apalagi dengan Demokrat. Apakah akan betul betul
membangun koalisi bersama, atau tidak, menit-menit ini sangat mentukan,”
kata Mustafa.
Demokrat berpotensi keluar dari koalisi Prabowo Subianto bersama Gerindra, PKS
dan PAN yang menjadi partai terakhir yang resmi menyatakan dukungan ke Prabowo
Subianto. Politikus Partai Demokrat, Andi Arief sempat melontarkan pernyataan
yang menyebut Prabowo sebagai Jenderal Kardus. Namun, Demokrat menyatakan
pernyataan Andi Arief merupakan pernyataan pribadi dan bukan sikap
Demokrat. 
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga menyatakan Demokrat masih
berpeluang merapat dalam koalisi Jokowi-Ma’ruf. Mengingat pendaftaran baru
dilakukan pada Jumat (9/8).
“Ya tentunya kan masih ada hari sampai besok,” ujar Airlangga di
Restoran Plataran, Jakarta.
Namun, Ketua Umum Partai Perindo mengatakan pintu koalisi pengusung
Jokowi-Ma’ruf telah tertutup karena semua ketua umum parpol Koalisi Indonesia
Kerja telah menandatangani surat dukungan untuk Jokowi.**

Sumber: Detik.com/CNN Indonesia

Berita terkait