Muncul di Polda, Anwar Hafid Klarifikasi Kasus KTM

  • Whatsapp
banner 728x90

 
Reporter: Bambang Sumantri
MANTAN
Bupati Kabupaten Morowali, Anwar Hafid tiba-tiba menjadi viral di media sosial
terkait kedatangannya di Mapolda Sulawesi Tengah belum lama ini. Ia dikabarkan
diperiksa Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda terkait permasalahan
lahan Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang berada di Kecamatan Bungku Tengah.
Dihubungi
Selasa malam (28/8/2018) via pesan elektronik Whats App (WA), mantan Bupati
Morowali dua periode membenarkan bahwa dirinya telah mendatangi Mapolda
Sulteng, bukan karena dipanggil. 
Dikatakannya,
kedatangannya di ruang Tipikor Polda Sulteng bukanlah diperiksa sebagai saksi
atas permasalahan lahan KTM, melainkan untuk memberikan klarifikasi atas
permasalahan itu. ‘’Saat tim Tipikor datang ke Bungku, kebetulan saya tidak
berada di tempat, jadi sebagai warga negara yang taat hukum saya berinisiatif
mendatangi Mapolda untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi mengenai
permasalahan lahan KTM,” jelasnya.
Lebih
lanjut Anwar menguraikan bahwa KTM merupakan program nasional pada tahun 2009
silam. Kabupaten Morowali terpilih sebagai salah satu daerah yang
mendapatkannya termasuk Kabupaten Poso, Tojo Unauna, Kabupaten Buol dan
Kabupaten Banggai. Dikatakannya, tujuan KTM adalah untuk membuat Kota Baru
sebagai bagian dari program transmigrasi yang ada di beberapa desa se-Kabupaten
Morowali, yakni Desa Lanona, Bahoea Reko-reko, Wosu, namun kawasan KTM
ditempatkan di Desa Bahomohoni dan Bente karena kedua desa tersebut berdekatan
dengan pusat perkantoran Bumi Fonuasingko.
‘’Pemerintah
pusat kala itu berjanji akan menggelontorkan anggaran besar-besaran guna menata
lokasi KTM, tapi kebijakan dari pemerintah pusat berubah dengan membatalkan
penggelontoran anggaran tersebut, setelah adanya program nasional itu, kami
dari Pemerintah Kabupaten Morowali langsung memulai penataan kawasan KTM,
tetapi karena perubahan kebijakan itulah yang menyebabkan pembangunan di KTM
dibebankan kepada APBD sehingga terkesan sangat lamban. Terlepas dari itu
menurut saya, KTM di Morowali jauh lebih maju dibandingkan KTM yang ada di
Sulteng,” ungkap Anwar.
Meskipun
demikian kata Anwar, semasa jabatannya di kawasan KTM tersebut sudah berdiri
bangunan-bangunan kantor yang sudah difungsikan seperti Makodim 1311 Morowali,
Kantor KPUD Morowali, Kantor BNNK Morowali, Kantor BPBD Morowali, Kantor Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, SMA Negeri 2 Bungku, Sekolah Luar Biasa (SLB),
Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar).
“Dengan
berdirinya sejumlah bangunan kantor yang sekarang sudah berfungsi, membuktikan
bahwa pembangunan KTM tidak mangkrak meskipun terkesan lamban, saya mendatangi
Polda bukan karena dipanggil, tapi itu adalah inisiatif saya untuk melakukan
klarifikasi, informasi yang berkembang dan mengatakan bahwa saya diperiksa
adalah tidak benar,” jelas Anwar Hafid.
Terpisah,
Kasubdit III Tipikor Krimsus Polda Sulteng, AKBP Teddy Salawati yang
dikonfirmasi via pesan singkat, Rabu malam (29/8/2018) mengatakan bahwa Anwar
Hafid bukan diperiksa melainkan hanya datang untuk mengklarifikasi permasalahan
yang terjadi di KTM. “Datang sendiri, karena waktu tim ke Bungku beliau di
Makassar, jadi selesai itu langsung ke Palu untuk kasi penjelasan”
tandasnya.**

Berita terkait