PANJAT TEBING ASEAN GAMES 2018: Aries Emas, Aspar ‘Untad’ Perunggu

  • Whatsapp
banner 728x90

Aries Susanti Rahayu
Sumber: ccn
indonesia/liputan6.com
ATLET PANJAT Tebing putri Indonesia, Aries Susanti Rahayu sukses
merebut emas Asian Games pada cabor panjat Tebing pada nomor speed Sport
Climbing di Jakabaring Sport City, Kamis (23/8/2018). Dia mencatatkan waktu
tercepat 7,61 detik. Sedangkan medali perak direbut Puji Lestari dengan 7,98
detik dan perungu diraih atlet Tiongkok, Cuilian He dengan catatan waktu 7,27.
Dia kalahkan rekannya Yiing Song pada perebutan perunggu.

Di semifinal, Aries Susanti Rahayu kembali lebih cepat lawan Yiing
Song. Dia mencatatkan waktu 7,68 detik untuk nomor speed sport climbing Asian
Games 2018. Puji Lestari juga ungguli Cuilian He di semifinal. Dia catatkan
waktu tercepat 7,84 detik sehingga lolos ke final melawan Aries Susanti.

Sebelumnya, Aries Susanti juga sudah tampil perkasa di perempatfinal.
Dia mampu mencatatkan waktu tercepat dengan 8,19 detik. Rekan Aries dari
Indonesia, Puji Lestari juga mencatat waktu yang bagus yaitu 8,88 detik. Pada
percobaan berikutnya, Aries mempertajam waktu menjadi 8,09 detik.

Sedangkan saingan terberat dari Tiongkok, Yiing Song hanya mencatatkan
waktu 8,59 detik. Atlet Tiongkok lainnya Cuilian He lebih baik lagi dengan 8,38
detik. Aries dan Puji sukses amankan tiket ke semifinal meski Puji sempat
didiskualifikasi. Mereka tampil melawan duo Tiongkok, Yiing Song dan Cuilian
He.

Pada babak kualifikasi, Aspar menempati peringkat keempat dengan
catatan waktu 6,06 detik. Pada babak delapan besar tersebut catatan waktu Aspar
lebih lamban ketimbang wakil Indonesia lainnya, Sabri yang membukukan waktu
5,94 detik.

Aspar Jaelolo membukukan waktu 5,96 ketika menghadapi Roman Kostyukov wakil
dari Kazakhstan di babak 16 besar. Sementara Sabri berhasil melaju ke babak
delapan besar ketika 6,06 detik ketika mengalahkan Au Chi Fung dari Hong Kong.


Aspar menghadapi Lee Seungbeom di babak perempat final. Pria asal Donggala itu
berhasil memanjat tebing dengan catatan waktu 5,76 detik. Sabri pun menyusul Aspar
dengan catatan waktu 6,08.

Di semifinal Aspar berhadapan dengan Zhong Qixin asal China, sementara Sabri
beradu cepat dengan wakil Iran Reza Alipour. Qixin memupuskan ambisi Aspar
dengan keunggulan 0,01 detik saja setelah mencatatkan waktu 5,64 detik. Sama seperti
Aspar, Sabri juga gagal ke partai puncak usai kalah dari Alipour. Aspar sendiri
hanya meraih medali perunggu setelah pada perebutan medali tersebut mengalahkan
lawan senegaranya, Sabri. Ia didiskualifikasi karena mencuri start.

Kejuaraan Dunia panjat tebing nomor speed IFSC World Cup Chongqing, di
Cina, Ahad, 6 Mei 2018. Mereka meraih Medali emas, perak, dan perunggu di
berbagai kelas. Medali emas diraih Aries Susanti Rahayu untuk nomor speed.
Menurut kata Ketua Umum PP Federasi Panjat Tebing Indonesia, Faisol Riza, di
babak final, Aries menggulung Elena Timofeeva dari Rusia dengan catatan waktu
7,51 detik berbanding 9,01 detik. “Medali emas ini sekaligus menjadi yang
pertama bagi Indonesia sejak nomor speed world record dipertandingkan pada 2007
silam,” kata dia, Senin, 7 Mei 2018.

.
Medali perak dipersembahkan oleh Aspar Jaelolo. Aspar Jaelolo gagal
menyabet emas di detik-detik terakhir. Ketika akan menyentuh puncak, ia agak
terpeleset. Lawannya, Dmitrii Timofeev dari Rusia mengambil kesempatan dan menang
dengan catatan waktu 5,76 detik. Aspar hanya mancatatkan waktu 6,80 detik.

Medali perunggu Indonesia dipersembahkan Puji Lestari yang dalam partai
perebutan juara ketiga nomor speed world record perorangan putri. Ia menorehkan
waktu 8,11 detik.

“Ia mengalahkan Anna Tsysannova dari Rusia yang gagal meraih puncak
karena terpeleset,” kata Faisol Riza. Para atlet panjat tebing Indonesia tampil
dominan dalam final nomor speed world record baik perorangan putra maupun
putri. Dari 14 atlet yang turut bertanding, sembilan di antaranya masuk final. ***
Cabang olahraga panjat tebing berpotensi menambah pundi-pundi emas
Indonesia di 
Asian
Games 2018
. Peluang
terbuka setelah empat atlet Indonesia berhasl menembus babak final
nomor speed perorangan putra dan putr di Jakabaring, Palembang, Kamis
(23/8/2018). 

Di nomor putra, dua atlet andalan Indonesia Sabri dan Aspar 
berhasil melaju ke putaran terakhir setelah sukses menyingkirkan satu per
satu lawannya di ronde-ronde sebelumnya.

Di babak perempat final, Sabri berhasil mencatat waktu 5.94 poin
dan Aspar 6.06 poin. 

Langkah Sabri dan Aspar diikuti oleh dua atlet putri, Aries Susanti dan
Puji Lestari. Langkah mereka juga belum terbendung oleh lawan-lawannya hingga
berhasil lolos ke putaran final.

Susanti yang menjadi andalan Indonesia mencatat hasil tertinggi di
babak perempat final dengan 7.84 poin. Disusul di tempat kedua, Puji
Lestari dengan catatan 8.19 poin.

Babak final akan berlangsung di lokasi yang sama, Jakabaring Sport
Complex, Palembang. Sesuai jadwal yang tertera di situs resmi 
Asian Games 2018, perebutan medali akan berlangsung mulai
pukul 18.00 WIB.
Aspar Jaelolo

Aspar putra donggala
Aspar Jaelolo merupakan atlet panjang tebing andalan Indonesia. Dia
akan turun pada gelaran Asian Games 2018 Jakarta-Palembang mendatang. Dengan
julukan Babon, pemuda kelahiran 24 Januari 1988 itu selalu jadi andalan
Indonesia di ajang internasional. Pengalamannya itu menjadi modal penting untuk
berprestasi di Asian Games 2018.

“Kompetisi nasional mungkin ratusan kali saya ikut. Kalau Asia dan
Kejuaraan Dunia lebih dari 10 kali,” kata Aspar, dikutip dari laman resmi
Kemenpora.

Tak sulit untuk mengenali Aspar. Dia adalah salah satu atlet yang
memiliki gaya nyentrik dengan rambut mohawk-nya yang berwarna pirang.

Bukan sekadar mencari sensasi dalam bergaya, targetnya menyabet medali
emas Asian Games 2018 ditanamkan Aspar mulai sekarang. Dia optimistis bisa
mencapainya dengan segala persiapan yang sudah dilakukan.

“Melihat persiapan kita semua, saya pribadi ingin memberi yang
terbaik, medali emas untuk Indonesia. Saya ingin jadi salah satu yang mengukir
sejarah kali ini,” tuturnya.

Bagi pria asal Donggala tersebut, panjat tebing adalah sebuah
kecintaan. Semuanya berawal dari kegiatannya bersama organisasi pecinta alam
Universitas Tadulako.

Debutnya mengikuti lomba panjat tebing dimulai pada Pekan Olahraga
Mahasiswa se-Sulawesi Tengah pada 2007 lalu. Dari sana dia mendapatkan
keasyikan tersendiri hingga akhirnya memutuskan serius.

“Saya pertama kali mengenal panjat tebing itu tahun 2007. Saya
mengikuti salah satu organisasi pecinta alam di Universitas Tadulako,”
ujar Aspar. ***

Berita terkait