Talenta Dibalik Ketangguhan TNI

  • Whatsapp
banner 728x90

TNI Saat Melakukan Sunatan Pada Giat TMMD Di Desa Dodoa
Reporter/Poso: Ishaq
Hakim
MENDENGAR Kata Tentara, mungkin bagi sebagian orang
berpikiran profesi ini penuh dengan ketegasan, ketus atau disiplin ketat. Tapi,
di balik seragam mereka tersebut ada sisi lain yang tidak banyak diketahui
humanis.
Belakangan citra sosok tentara mulai
terdengar. Ketus dan tegas seiring munculnya sosok sosok yang menjadi buah
bibir di tengah masyarakat. Tidak hanya sekedar bicara kegagahan, ketampanan
ketanguhan ilmu bela diri dan menembak, namun mereka juga punya talenta.
Terkadang cerita-cerita tersebut muncul
dari ketegangan. Seperti penumpasan teroris di Tamanjeka Poso, ada juga cerita
di tengah melaksanakan kegiatan Operasi Teritorial Kodam XIII/Merdeka dan
sampai sekarang adalah Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-102 yang
digelar oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 1307 Poso Tahun 2018 di Desa Doda.
Menjadi Tentara Nasional Indonesi (TNI)
adalah cita-cita Feri Ginggilino sejak kecil. Pria yang sering disapa (Prada)
Feri ini adalah alumni SPK Depkes Palu (Mamboro) 1996. Pada tahun 1997 ia
mencoba beralih profesi.
Diungkapkannya, saat dirinya melihat
sekumpulan tentara yang begitu gagah megenakan pakaian kebesaran loreng mereka,
disitulah ketertarikan saya untuk beralih profesi. “Lihat warna baju loreng
yang bagus, akhirnya saya mencoba mengadu nasib, beralih profesi mendaftarkan
diri masuk tentara,” terangnya.
Ketika lulus Tentara pada 1997, Feri
mendapat kecabangan kesehatan dan mengikuti pendidikan di Pusat Pendidikan
Kesehatan (Pusdikes) Angkatan Darat Jakarta Timur.
Selesai pendidikan Pusdikes, ia
ditempatkan di Kesdam VII Wirabuana Makassar, di Kesdam ia ditempatkan di Rumah
Sakit Pelamonia. Saat  itu ia berpangkat Prajurit Dua (Prada).
Pada tahun 1999 ia mendapat perintah tugas
dari atasannya untuk pindah ke Depkes Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,
disana ia bertugas kurang lebih 8 tahun di RS. dr.S.Moyo. Bukan hanya itu,
tahun 2005 Prada Feri pernah di berangkatkan ke Aceh bersama dokter Batalion
725 dr. Letda Marles Haloho.
Dari situlah ia banyak mendapatkan ilmu,
profesi yang ia dapatkan di bangku sekolah hingga menjadi seorang prajurit
tentara oleh guru militernya ia gabungkan, ditambah lagi dengan bintara
kesehatan lapangan (Bahkes). Dari pengalaman itulah ia terpangil untuk mengisi
kegiatan Baksos Kemanusiaan TMMD ke-102 yang digelar oleh Komando Distrik
Militer (Kodim) 1307 Poso tepatnya di Desa Doda.
“Setiap perintah itu adalah kewajiban saya
untuk melaksanakannya sebagai anggota TNI,” ujar Prada Feri yang sekarang
berpangkat Sersan Satu. Diungkapkanya, mengkhitan itu adalah profesi yang sudah
lama saya geluti, giat ini bukan hanya di TMMD saja, pada kegiatan operasi
teritorial juga pernah saya lakukan hal yang sama.
“Jadi pekerjaan ini dimanapun tempatnya
kami bisa melakukanya, asalkan tempatnya terjaga kebersihanya dan bukan di atas
air, canda Sertu Feri saat di wawancarai oleh media. Ditambahkanya, bukan hanya
berperang melawan penjajah tapi tentara juga bisa mengobati, tentara juga punya
talenta, ucap Sertu Feri saat melakukan sunatan masal.**

Berita terkait