Kapal Wisata Mancing Mulai Disoroti

  • Whatsapp
banner 728x90
DIDUGA RUGIKAN DAERAH
Reportase : Andono Wibisono
DONGGALA – KAPAL
Kapal motor (KM) wisata mancing yang biasa beroperasi di
sekitar Desa Pangalasiang Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala hingga perbatasan
dengan Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah mulai mendapat sorotan masyarakat. Diduga,
KM wisata mancing ini juga digunakan wisatawan-wisatawan lokal (Jakarta dan
Surabaya) hingga mancanegara untuk melakukan tour mancing di sekitar perairan wilayah
Donggala hingga Tolitoli di sekitaran Selat Makassar.


Menurut warga, kehadiran KM Wisata Mancing itu
tidak memberikan asas manfaat yang berarti. Karena umumnya, kapal kapal itu
hanya milik warga luar yang hanya ditambatkan ke desanya. Terlebih, mereka
tidak berbelanja, menginap dan transaksi di daerah itu. ‘’Mereka istilah hanya
titip mobil dan naik kapal hinga berhari-hari. Habis itu pulang, tidak jelas
asas manfaatnya,’’ ujar warga.


Hal yang sama juga disebutkan sumber
kailipost.com di Palu. Ia menyebut, wisatawan wisatawan itu datang hanya untuk
hobi memancing. Mereka datang dari Jakarta dan kota besar lainnya sesuai dengan
komunitasnya. Sekali melaut, para wisatawan dengan komunitasnya biasa sampai
merogoh kocek dari Rp40 – 75 juta untuk sekali trip. Satu trip biasa tiga
sampai empat hari melaut.

Karena antusias wisata mancing animonya tinggi
di perairan Sulteng, beberapa pengiat wisata mancing memanfaatkan peluang
bisnis itu. diperkirakan omset bisnis wisata mancing meraup miliaran rupiah
setiap bulannya, apabila tidak musim angin darat atau musim gelombang. Bisnis
itulah yang saat ini terjadi di sekitar Desa Pangalasiang Kecamatan Sojol
Kabupaten Donggala tersebut.

Adalah Taufik Tan, warga DKI Jakarta salah
satu pemilik KM Wisata mancing tersebut. Ketika dikonfirmasi apakah usaha
bisnis itu telah memiliki izin pariwisata dari pemerintah setempat, apakah ada
kontribusi ke pemerintah kecamatan Sojol, apakah setiap wisatawan asing yang
menyewa kapal motornya terdata di Dinas Pariwisata Donggala atau Sulteng,
apakah memiliki ijin usaha untuk PAD Donggala, ijin kelengkapan laik kapal
motor, apakah ada ijin melaut kapten dan ABK kapal motor, dan membayar pajak ke
negara (legalitas usaha) tidak mau menjawab. Bahkan ketika dikonfirmasi via WA,
ia hanya membaca dan langsung memblokir nomor redaksi. Demikian pula ketika
dikonfirmasi via pesan singkat. Kapal Motor Taufik Tan diperkirakan dibuat
menelan anggaran Rp1,2 miliar.

Adi, warga Jakarta yang juga biasa ikut wisata
mancing dengan kapal motor mengaku kenal Taufik Tan. Tapi ia akui hanya kenal
di Palu dan memiliki hobi mancing. ‘’Selebihnya saya tidak kenal. Kalau sesama
hobi mancing kenal ya. Ia ada kapal juga dibuat di Donggala,’’ tuturnya.

Sementara itu, pihak Dinas Pariwisata Donggala
menyebut sesuai data kepariwisataan belum pernah ada laporan kegiatan wisata
mancing dari Pangalasiang Kecamatan Sojol. Menurutnya, pihaknya selama ini
tidak diberi laporan. ‘’Harusnya melapor. Karena ada pihak dari luar. Jangan
ada musibah kami disalahkan nanti. Masih ingat musibah kapal tenggelam di Danau
Toba, di Laut kan banyak masalah karena tidak ada koordinasi baik jumlah
penumpang dan asal usul penumpang. Soal ijin kalau itu kegiatan wisatawan harus
adalah. Kami akan kerjasama dengan pihak – pihak terkait hal itu,’’ ujar staf bagian
Perizinan Kepawisataan Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala.

Demikian pula dengan Dinas Perikanan Donggala.
Makmur, salah satu ASN di dinas itu mengaku mendengar aktifitas KM Wisata
Mancing di Pangalasiang, tapi pihaknya tidak pernah diberi laporan. ‘’Itu
harusnya koordinasi. Tidak bisa alasan itu kegiatan memancing tidak
mengeskloitasi sumber daya laut. Dengan koordinasi kita akan tau benar tidak
kegiatan itu. nanti kami laporkan ke kepala dinas,’’ terangnya lagi.**

Berita terkait