Bangun Huntara di Pinggir Pantai, Netizen Pertanyakan Maksud Pemda Parmout

  • Whatsapp
Huntara yang dibangun di pinggir pantai Parmout (Foto: Humas Pemda Parmout)
banner 728x90

 Ngemeng2…hunian sementara (huntara) Parimo ini kok di tepi pantai… Loh kok? coba sedikit analisa. Huntara, untuk korban gempa, trauma tsunami? Are u kidding?

Demikian status Fb salah satu netizen terkait pemerintah daerah (pemda) Parigi Moutong (Parmout) membangun huntara (barak) di pinggir pantai. Status ini segera mendapat tanggapan dari netizen lainnya, ada yang protes “Masuk rumah sj lutut gemetar mo tinggal di pinggir laut hehee.. Tidaaaaakk”.

Ada yang lebih sadis komennya “Top Huntara dibangun,,,mantap pemetaan lokasinya,,,luar biasa,,,semoga Huntara ini menjadi contoh yg bagus bagi setiap daerah yg terdampak bencana,,,(EVA MATOBA YAKU)”.

Namun yang punya status menanggapi dengan sedikit bijak “Tapi, jangan negative dulu kayakx, mungkin saja (mungkin) ini huntara khusus bagi pengungsi yg memang bergerak dibidang nelayan atau cafe2…..ahhhhh ngopi bagus ini”.

“Lucu kan, gimana pemikiran mrk itu hahaha.. pe banyak lahan di dataran tinggi sana di Desa Parigi mpuu or Jono kek” komen netizen lainnya.

Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Parmout, Rahmat, yang dikonfirmasi mengungkapkan bahwa keputusan membangun huntara di pinggir pantai merupakan hasil rapat koordinasi Bupati Parmout, Kapolres Parmout, BMKG dan pihak terkait lainnya. Rakor yang digelar 3 Oktober 2018 lalu itu memutuskan bahwa sesuai rekomendasi BMKG Teluk Tomini aman dari tsunami, sehingga diputuskan untuk membangun huntara di pinggir pantai.

“Apalagi warga yang banyak rumahnya hancur total adalah para nelayan. Jadi dengan dibangunnya huntara di  pantai akan mempercepat pemulihan kehidupan perekonomian warga yang sehari-harinya menyandarkan hidupnya dari hasil laut,” terang Rahmat, Rabu (17/10/2018).

Barak yang tengah dikerjakan oleh PT Wika itu bisa menampung sekitar 30 orang warga.”Warga yang akan penempati barak itu nanti akan diatur melalui pemerintah kelurahan. Yang jelas harus warga yang benar benar sudah tidak memiliki rumah karena rumahnya rusak berat akibat gempa,” kata Rahmat.

Target pengerjaan barak itu diperkirakan akan selesai dalam waktu beberapa hari kedepan. Khusus kelurahah Bantaya dan Maesa, proses pengerjaannya sudah mencapai 90 persen. Kelurahah Loji 50 persen dan Kelurahan Kampal 40 persen. “Kita targetkan barak ini selesai secepatnya 4 – 5 hari kedepan karena akan ditinjau langsung oleh Menteri BUMN,” ujarnya **

Reportase: ikhsan madjido

Berita terkait