BNPB: Kerugian Bencana di Sulteng Capai Rp 13,82 Trilyun

  • Whatsapp
banner 728x90
Sutopo Purwo Nugroho (Foto:IST)
Berdasarkan data hasil perhitungan sementara per 20 Oktober 2018, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memperkirakan kerugian akibat bencana gempa, tsunami yang disertai likuifaksi yang melanda Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah mencapai lebih Rp 13,82 trilyun.

“Tim rehabilitasi dan rekonstruksi terus mendata dan melakukan kaji cepat menghitung dampak bencana di Sulawesi Tengah, dan angkanya akan terus bertambah mengingat data yang digunakan adalah data sementara,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Minggu (21/10/2018) seperti dilansir dari Liputan6.

Dia menjelaskan, dari Rp 13,82 triliun dampak ekonomi akibat bencana tersebut, kerugian mencapai Rp 1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 triliun. Ada lima sektor yang menjadi imbas dari bencana tersebut.

“Yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp 7,95 triliun, sektor infrastruktur Rp 701,8 miliar, sektor ekonomi produktif Rp 1,66 triliun, sektor sosial Rp 3,13 triliun, dan lintas sektor mencapai Rp 378 miliar,” terang Sutopo.

Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu, kata dia, bangunannya rata dengan tanah dan rusak berat.

“Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan yang terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman di sana. Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa. Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang,” jelasnya.**

Berita terkait