Longki : Bersahabatlah dengan Gempa

  • Whatsapp
banner 728x90
Gubernur Longki dan Presiden ACT,Ahyudin pada acara Seminar Nasional Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Sulteng dengan tema Sebuah Pelajaran Bagi Mitigasi Bencana, bertempat di Aula Citra Mulia Hotel, Rabu (7/11/2018).

Sumber: Humas pemprov
KOTA PALU dan wilayah Sulawesi pada umumnya, menurut para ahli merupakan daerah
yang rawan gempa karena masuk zona merah, untuk itu kita harus bersahabat
dengan gempa. Maksud bersahabat dengan gempa yakni mengikuti aturan yang telah ditetapkan
pemerintah. Misalnya, tidak membangun pemukiman diatas zona merah dan tidak
mendirikan  bangunan melebihi empat lantai.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Longki Djanggola, dalam sambutannya
pada acara Seminar Nasional Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Sulteng
dengan tema Sebuah Pelajaran Bagi Mitigasi Bencana, bertempat di Aula Citra
Mulia Hotel, Rabu (7/11/2018).

“Saya bukan ahli atau teoritis gempa, tsunami atau Likuifaksi, tapi
menurut para ahli dan berdasarkan pengalaman sebelumnya, daerah kita memang
masuk zona merah atau berada di jalur patahan sesar Palu-Koro,’’ sebut
gubernur.

Untuk itu diperlukan  revisi RTRW, yang kebetulan menjadi topik
utama pertemuan gubernur bersama instansi terkait lainnya dipimpin Langsung
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla,  bertempat di Istana Wakil Presiden , 5
November 2018, dihadiri Menko Polhukam, Kepala BPN RI, Bappenas , Kementrian
PUPR, Gubernur sulteng, Ketua DPRD Prov Sulteng, Wali Kota Palu dan Ketua DPRD Palu.

Untuk itu, pembangunan yang berkelanjutan di Sulteng agar dipercepat
kajian terhadap wilayah wilayah yang berada pada zona merah yang tidak bisa
didirikan bangunan ke depan karena rawan dampak bencana. Selain itu, akan
ditetapkan lokasi relokasi sesuai SK Walikota dan Bupati Sigi dan prosesnya
Berpedoman pada UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah, demikian juga
Menteri PUPR meminta agar Badan Geologi dapat mempercepat kajian tentang
penetapan wilayah yang dapat dibangun dan lokasi wilayah yang tidak dapat
dibangun.

Gubernur Longki pada kesempatan itu  menyampaikan apresiasi dan
penghargaan atas terselenggaranya seminar dimaksud, termasuk bantuan ACT, DMII,
para relawan serta pihak  terkait lainnya dalam Pemulihan pasca Gempa Bumi,
tsunami dan Likufaksi di Sulawesi Tengah.
Sementara itu Presiden ACT, Ahyudin, mengakui terdapat hikmah yang
terkandum dalam bencana gempa yakni Kota Palu menjadi terkenal dan mendunia. Menurutnya,
terdapat tiga hal menjadi unsur bencana yakni; ancaman, rentangan dan resiko.

Bertindak sebagai narasumber, Dosen dan Peneliti Sesar Palu-Koro
Untad,, Drs. Abdullah, MT, Kabid Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini
Tsunami, BMKG, DR. Daryono S.Si, M.Si, Kasubbid Evaluasi Geologi Teknik, Pusat
Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Ginda Hasibuan, ST, MT dan Kasie
Pengkajian Resiko Kedeputian Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB.**

Berita terkait