Nasional : Angka Kemiskinan Turun di 2018

  • Whatsapp
banner 728x90

 

ANGKA Kemiskinan di Indonesia mencapai titik terendah pada 2018. Tercatat,
kemiskinan di Indonesia turun jadi single digit di angka 9,82 persen. Dengan
persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran
per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas,
Bambang Brodjonegoro penurunan angka kemiskinan tersebut dipengaruhi beberapa
faktor. Berikut tiga hal yang membuat kemiskinan di Indonesia turun:

1. Bantuan Sosial dari Pemerintah Turun Tepat Waktu Bambang mengatakan,
Presiden Joko Widodo pada Januari lalu memerintahkan para menteri terkait untuk
mengucurkan bantuan sosial kepada masyarakat secara tepat waktu dan tepat
sasaran. Bantuan sosial dari pemerintah itu berbentuk Program Keluarga Harapan
(PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Beras Sejahtera (Rastra), Dana Desa,
Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Untuk Bansos tunai, pada kuartal I 2018 tumbuh 87,6 persen atau lebih
tinggi dibanding kuartal I 2017 yang pertumbuhannya 3,39 persen. Pertumbuhan
bansos tunai ini disebut Kepala BPS Suhariyanto cukup signifikan. Sedangkan
program rastra dan BPNT tercatat pelaksanaannya sudah sesuai jadwal. Mengutip
data Perum Bulog, realisasi distribusi program rastra Januari 2018 sebesar
99,65 persen, dilanjutkan dengan 99,66 persen pada Februari 2018, dan 99,62
persen pada Maret 2018.

2. Pengendalian Inflasi Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) penurunan angka kemiskinan terjadi karena terjaganya inflasi selama
periode penelitian profil kemiskinan dari September 2017 ke Maret 2018 sebesar
1,92 persen. Menurut Bambang, tingginya inflasi membuat penambahan pendapatan
masyarakat jadi tak berarti. “Nah jadi kuncinya adalah penanggulangan
inflasi terutama pada komoditas yang berkontribusi paling besar pada
pengeluaran keluarga miskin,” kata Bambang.

Adapun tiga komoditas makanan terbesar yang memberi sumbangan terhadap
kemiskinan, yakni beras, rokok kretek filter, serta telur ayam ras. Tiga
komoditas ini merupakan penyumbang terbesar terhadap kemiskinan, baik yang
terjadi di perkotaan maupun di perdesaan.

Beras tercatat menyumbang 20,95 persen terhadap kemiskinan di perkotaan
dan 26,79 persen di perdesaan. Kemudian rokok kretek filter menyumbang 11,07
persen terhadap kemiskinan di perkotaan serta 10,21 persen di perdesaan.

Sementara telur ayam ras berkontribusi terhadap kemiskinan 4,09 persen
di perkotaan serta 3,28 persen di perdesaan. Adapun komoditi berikutnya yang
menyumbang terhadap angka kemiskinan di antaranya daging ayam ras, mi instan,
hingga gula pasir di mana sama-sama didapati di perkotaan maupun perdesaan,
namun hanya berbeda urutannya.

Adapun komoditi bukan makanan yang ikut memberi sumbangan terbesar
untuk kemiskinan, baik di perkotaan dan perdesaan, adalah perumahan, bensin,
listrik, pendidikan, hingga perlengkapan mandi. 3. 

Tingginya Nulai Tukar Petani
Turunnya jumlah penduduk miskin turut dipengaruhi oleh Nilai Tukar Petani (NTP)
pada Maret 2018 yang terbilang tinggi, yakni 101,94 atau di atas 100. NTP
merupakan indikator yang menentukan kesejahteraan petani dengan membandingkan
indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dalam
persentase.**

Sumber:
Kompas.com





Berita terkait