UKM Palu Mulai ‘Merangkak’

  • Whatsapp
banner 728x90

Reportase: Ikhsan madjido
SETELAH Diguncang gempa, likuifaksi, dan
tsunami beberapa waktu silam, kini Kota Palu, Sulawesi Tengah, mulai
bangkit. Perekonomian kini terus membaik ditandai dengan dibukanya kembali
sumber-sumber yang mengerak
kan ekonomi masyarakat di ibukota provinsi itu.

Pantauan di lokasi, Selasa (27/11/2018),
pusat-pusat perbelanjaan tradisional maupun modern setiap harinya mulai ramai
dipadati warga yang datang membeli berbagai kebutuhan dan keperluan hidup.
Sejumlah swalayan dan mal sudah cukup banyak warga
yang berbelanja berbagai keperluan sehari-hari pascagempa bumi dan tsunami yang
menerjang Kota Palu pada 28 September 2018.

Suasana serupa juga terlihat di tiga pasar
tradisional yakni Pasar Masomba, Pasar Bambaru, dan Pasar Manonda. Terlihat
aktivitas perdagangan di pusat perbelanjaan tersebut tampak ramai sejak pagi
hingga sore hari.

Para pedagang kembali antusias menjual berbagai
jenis kebutuhan pokok dan keperluan rumah tangga lainnya.

Namun, lain halnya dengan para pelaku UKM/PKL. Pascagempa
pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Pedagang Kaki Lima (PKL) hadapi sejumlah
masalah. Belum seluruhnya pelaku UKM/PKL menjalankan aktivitasnya, namun paling
tidak hal ini sebagai bentuk kebangkitan UKM/PKL yang ada. Meskipun dengan
“merangkak”.

“Ini usaha saya untuk bertahan hidup pascagempa. Saya
buka tiga minggu setelah bencana dengan modal seadanya karena tempat jualan
saya dan fasilitasnya rusak,” ujar salah PKL disekitar jalan Padanjakaya dan I
Gusti Ngurah Rai, Palu.

Pengamat ekonomi Kota Palu mengatakan tiga minggu
pascagempa sejumlah pelaku UKM dan PKL sudah terlihat berjualan walaupun belum
tidak seramai sebelum gempa. Setiap sudut Kota Palu menjanjakan dagangannya.
“Bisa dikatakan mereka para pedagang kecil bangkit
merangkak atau merayap, karena masih terkendala dengan modal usaha dan
fasilitas produksi,” jelasnya.

Kenaikan harga bahan baku kisaran 15-20%,
menurutnya menjadi kendala lain untuk bangkit.
“Harga bahan baku naik ditambah pula berkurangnya pusat-pusat
lokasi penjualan, seperti di pantai Taman Ria dan Talise yang sudah tersapu
tsunami. Pelaku usaha ada juga yang tidak memiliki tempat tinggal khususnya
yang terdampak langsung gempa, tsunami dan likuifaksi,” katanya.

Belum lagi kalau para pelaku UKM/PKL mempunyai
kredit di bank tentunya lebih menambah beban mereka untuk bangkit.
Sungguh pun demikian, pihaknya berharap pemerintah segera memberikan solusi
sehingga perekonomian di Palu bisa terus bangkit dan semakin menimbulkan rasa
kepercayaan kepada semua pihak, bahwa ekonomi masyarakat di ibu kota provinsi
bisa pulih kembali setelah diporak-porandakan oleh gempa bumi 7,4 SR dan
terjangan tsunami serta likuifaksi.**

Berita terkait