Warga Fuqing Indonesia Sumbang 4 Kontainer Bantuan

  • Whatsapp
banner 728x90

Warga Fuqing Indonesia Sumbang 4 Kontainer

MASYARAKAT Fuqing Indonesia, sebuah paguyuban masyarakat Indonesia asal Fuqing,
Tiongkok, mengirimkan bantuan sosial berupa bahan pokok dan barang-barang
kebutuhan ensesial lainnya sebanyak empat kontainer untuk dibagi-bagikan kepada
para korban bencana alam di Palu, Sigi dan Donggala.

Koordinator penyaluran bantuan sosial Masyarakat Fuqing Indonesia di
Palu, Fery Taula yang dihubungi di Palu, Kamis, menyebutkan kontainer berukuran
20 feet itu sudah diturunkan dan mulai dibongkar isinya di Pelabuhan Pantoloan
Palu pada Rabu (7/11/2018).

“Bantuan ini untuk para korban pada umumnya, tidak terbatas hanya
untuk masyarakat keturunan Tionghoa,” kata Fery yang juga Ketua DPD Persatuan
Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulteng itu.

Menurut dia, kontainer itu berisi berbagai jenis bahan kebutuhan
mendasar bagi para korban bencana, khususnya yang masih tinggal di tenda-tenda
pengungsian seperti air mineral, mie instan, filter air minum, obat anti
nyabuk, beras, bahan pokok lainnya serta genset untuk listrik.

Bantuan sosial berilai ratusan juta rupiah itu sedang dipersiapkan
sebelum didistribusikan oleh para relawan.

Bantuan ini dikumpulkan dari warga Indonesia asal Fuqing dan juga dari
masyarakat Fuqing di Tiongkok sebagai bentuk kepedulian atas para korban yang
tertimpa bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah.

Sekretaris Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulteng
itu juga menyebutkan selain bantuan sosial dari Masyarakat Fuqing Indonesia, ia
juga menerima bantuan satu unit kendaraan tangki distribusi air bersih dari
Yayasan Amal Tiga Roda yang merupakan paguyuban pengusana asal Taiwan di
Indonesia.

Truk ini sudah dioperasikan untuk mendistribusikan air bersih ke
tempat-tempat pengungsian di Palu, Sigi dan Donggala.

Bencana alam yang melanda Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong
pada 28 September 2018 ini mengakibatkan 2.100-an orang meninggal, 5.000-an
orang belum diketahui nasibnya, dan puluhan ribu mengungsi dan kebanyakan masih
tinggal di tenda-tenda pengungsian sampai saat ini.**



Sumber: antaranews sulteng

Berita terkait