Dinkes Kota Dirikan 15 Posko Layanan Gratis 24 Jam

  • Whatsapp
Plt Dinas Kesehatan (Dinkes) kota, dr. Husaima
banner 728x90

Reporter: Firmansyah

 MENYIKAPI MASA Transisi bencana alam di kota Palu 28 September 2018 lalu, Dinas Kesehatan kota (Dinkes) mendirikan 15 Posko pelayanan kesehatan yang beroperasi selama satu kali 24 jam yang berada di 14 titik. Demikian penuturan Plt Dinas Kesehatan (Dinkes) kota, dr. Husaima Senin (3/        12/2018) di ruanganya.

‘’Hal itu bertujuan untuk memberikan pelayanan maksimal dengan mengantisipasi dan mengenali secara dini terhadap penanganan penyakit bagi masyarakat dipengungsian. Sehingga perlunya dilakukan rujukan ke  Puskesmas atau rumah sakit. Atau hanya dilakukan tindakan di Posko tersebut, dengan gratis, untuk Dinkes sendiri juga mendirikan posko di depan kantor, ” ungkap Husaima.

Selain itu, Dinkes kota juga melakukan pelayanan berjalan, atau mobile kepada masyarakat yang berada di posko kecil. Pagi hingga sore hari. “Hal itu diterapkan bagi masyarakat yang tidak berada di pengungsian. Atau hanya mendirikan tenda di sekitar rumah mereka, ” jelas Husaima.

Untuk isu adanya wabah penyakit, atau kejadian luar biasa (KLB) yang menyerang masyarakat kota Palu, pasca bencana alam. Husaima menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada terjadi kasus tersebut.

“Olehnya, itu salah satu tujuan didirikanya posko kesehatan. Untuk mengantisipasi dan secara dini dapat mengetahui serta mengantisipasi terjadinya wabah penyakit yang menyerang warga, ” katanya.

Ke depannya lanjut Husaima, di setiap Hunian Sementara (Huntara) akan dibangun klinik kesehatan bagi masyarakat yang mengungsi di tempat tersebut.  

Di soal terkait imunisasi vaksin Rubella di kota Palu, Husaima menambahkan dari data saat ini, tercatat vaksinasi tersebut sudah mencapai 88 persen. ‘’Beberapa bulan lalu masih berjalan sekitar lima puluh satu persen. Saat ini sudah meningkat menjadi delapan puluh delapan persen, ” akunya.

Ditambahkanya, jadwal akhir dari proses vaksinasi Rubella sendiri tutur Husaima, berakhir di Oktober 2018 lalu. Namun program tersebut tetap berjalan. Dengan melakukan sosialisasi maupun introgasi kepada masyarakat yang belum melakukan imunisasi. Seperti terhadap warga yang telah kembali dari eksodus ke daerah lain.**

 Reporter: Firmansyah

Berita terkait