KAK SETO: BELAJAR BANGKIT DARI ANAK PASIGALA

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter:
Firmansyah Lawawi

Pemerhati anak, Setyo Mulyadi. Atau lebih
familiar dengan sebutan Kak Seto dalam stetmenya, mengagumi mental dan psicology
anak-anak korban bencana alam Palu, Sigi, Donggala (Pasigala). Hal itu
diungkapkanya kepada sejumlah media, disela-sala acara one day for children,
Kamis (13/12/2018) di lapangan Vatulemo Palu.

“Tanpa harus membandingkan dengan
anak korban bencana alam di daerah lainya, kami sangat kagum terhadap anak-anak
Pasigala. Mereka cepat bangkit. Sembilan puluh persen anak-anak tersebut sudah pulih
dari keterpurukan mental. Olehnya, saya menuangkanya dalam tulisan di salah
satu Media (Suara Pembaharuan), beberapa waktu lalu, ” akunya.

Indikator dari hal tersebut, menurut
Kak Seto seperti ekspresi wajah anak-anak Pasigala yang tidak menyiratkan rasa
trauma mendalam, cepat tanggap terhadap jawaban dari kuis maupun permainan yang
mereka ikuti. ” Sudah keempat kali kunjungan kami ke Sulteng. Sebelumnya
anak-di tenda pengungsian, tidak berbeda dengan ekspresi di acara sat ini, ekspresi
tersebut murni tersirat dari wajah mereka, tidak ada rekayasa sama sekali, ”
paparnya.

Selain itu, kata Kak Seto. Faktor
budaya dan alam juga turut berperan aktif dalam proses kebangkitan mental anak
di Sulteng. ” Kami sudah mempelajari, mulai dari Budaya hingga
geologisnya. Contohnya, dari tarian yang dinamis, heroik, enerjik dan penuh
semangat. Hanya di Sulteng tiga bencana alam terjadi secara bersamaan. Namun
anak-anak Pasigala luar biasa tetap tegar pasca gempa bumi, Tsunami dan
Likuifaksi, ” imbuhnya.

Menyikapi isu adanya penculikan anak
di Indonesia, khususnya Sulteng, Kak Seto menekankan kepada pemerintah daerah,
serta pihak berwajib untuk lebih ketat lagi mengawasi wilayahnya, dari oknum
yang ingin melakukan kejahatan kepada anak-anak. Utamanya di tenda pengungsian.
” Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam masalah tersebut,
” jelasnya.

Dia juga meminta peran media dalam
mengungkapan kasus kekerasan kepada anak. ” Kami meminta bantuan media,
untuk menyuarakan bila adanya kekerasan, penelantaran hingga perdagangan anak.
Sehingga memudahkan kerja dari pemerintah, ” ucapnya.

Ditambahkanya, tujuan dari program
one day for children tersebut untuk memulihkan psikologi dari anak-anak korban
bencana alam. Dengan mengajak mereka, bermain dan bergembira. Sehingga bisa
mengurangi beban mental akibat trauma yang dialami beberapa waktu lalu. ”
Saya juga mengimbau kepada orang tua maupun guru yang ada di sekolah, untuk
lebih fleksibel dalam menerapkan pelajaranya. Perlihatkan ekspresi yang lembut,
serta diselingi dengan keceriaan.

Program one day for children
diselenggarakan oleh Kementerian Sosial RI.Dihadiri oleh Direktur Rehabilitasi
Sosial Anak Kemensos, Nahar, Staf ahli bidang pemerintahan hukum dan politik
Sekdaprov Sulteng, Siti Norma Marjanu, Wakil Bupati Sigi, Paulina, CEO BNI
Manado, Hary Handoko, pimpinan kantor caban BNI Palu, Amirudin, Kadis Sosial Sulteng,
Kadis Sosial Palu, Abidin, serta anak-anak sekolah yang berasal dari Palu, Sigi
dan Donggala.
***

Berita terkait