Parmout Rayakan Pergantian Tahun dengan Berdzikir

  • Whatsapp
banner 728x90
Pergantian Tahun masehi  Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menggelar dzikir dan doa bersama di rumah jabatan Bupati, jalan Toraranga Parigi, Senin (31/12) malam. 

Sumber: Humas Parmout
BERBEDA dengan tahun tahun sebelumnya, perayaan pergantian tahun 2019 di Kabupaten
Parigi Moutong sepi dari pertunjukan hiburan, petasan atau kembang api. 
Pada
pergantian Tahun masehi ini, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menggelar
dzikir dan doa bersama di rumah jabatan Bupati, jalan Toraranga Parigi, Senin
(31/12) malam. 
Kegiatan
dzikir ini dihadiri Ketua MUI Kabupaten Parmout, KH Qasim Abdul Madjid, Ketua
TP-PKK Kabupaten Parmout, Dra Hj Noorwachida Prihartini S Tombolotutu, para
Asisten dan Kepala OPD serta Para Pejabat setingkat eselon III dan IV lingkup
Pemerintah Kabupaten Parmout, majelis taklim dan masyarakat umum. 
Dzikir
dipimpin Ustad Ismail Musa yang juga ikut memberikan renungan akhir tahun.
Acara dzikir yang berlangsung sangat sederhana ini diakhiri dengan tauziah yang
disampaikan Wakil Sekjen Dewan Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia DR. H.
Najamuddin Ramly, M.Si.  
Najamuddin
Ramly dalam tauziahnya mengajak kepada seluruh masyarakat muslim di Kabupaten Parmout
terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia bangga terhadap Penerintah Provinsi
Sulawesi Tengah, Pemerintah Kabupaten Parmout serta daerah lainnya di Indonesia
yang membuat surat edaran melarang warganya merayakan tahun baru masehi ini
dengan menggelar hiburan malam, tetapi menggantinya dengan kegiatan ibadah.
“Biasanya
malam tahun baru itu identik dengan hiburan malam, pesta pora, menyalakan
kembang api, pesta miras, main perempuan. Nah, saya bangga saya membaca surat
edaran Pemprov Sulteng, surat edaran Pemda Parigi Moutong dan Pemda lainnya di
Indonesia yang tidak mengizinkan warganya merayakan malam pergantian tahun
dengan pesta pora. Semua itu adalah bentuk penolakan terhadap musibah yang
akhir akhir ini melanda negeri,”ujarnya
Menurutnya,
Allah telah memperlihatkan tanda tanda kebesarannya dengan menurunkan musibah
agar manusia bisa melakukan introspeksi diri dan bermuhasabah. “Kalau ada
yang mau coba-coba menentang kekuasaan Allah coba saja,”kata Najamuddin.
Ia
mempersilakan kepada setiap individu mengejar kemewahan di dunia, memiliki
harta, rumah, mobil yang banyak, asalkan katanya kemewahan itu bisa menjadikan
setiap individu lebih dekat dengan Allah SWT.
“Tidak
masalah kita ingin kaya, ingin punya rumah, mobil banyak asalkan semua
kemewahan itu bisa lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT,” tegasnya.
Direktur
Diplomasi dan Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI itu juga
memuji perkembangan pembangunan di Kabupaten Parmout yang menurutnya makin
pesat. Kata Nadjamuddin, membangun daerah ini tidak akan cukup jika hanya
mengandalkan APBD, sehingga perlu dilakukan lobi dan kerjasama dengan
Pemerintah pusat. “Alhamdulillah sebagai anak asli Parigi Moutong yang
berkarir di pusat, walaupun sedikit saya juga ikut membantu daerah
ini,”katanya.
Ia juga
memuji kepedulian Bupati Parigi Moutong dan jajarannya yang selalu ramah
menyambut setiap tamu yang datang ke daerah ini “Walaupun yang datang hanya
kepala seksi, tapi Pak Bupati dan ibu selalu menyambut dengan ramah dan
dilayani seperti pejabat tinggi. Sama sekali tidak ada perbedaan pelayanan. Hal
itu kemudian menimbulkan kesan yang baik bagi pejabat pusat yang datang kesini.
Jadi kalau ada bantuan mereka selalu mengarahkan ke Parigi Moutong,” pungkasnya.**

Berita terkait