Selamatkan Masa Depan Indonesia

  • Whatsapp
banner 728x90
“Prabowo Harus Menang”
Selasa (8/1/2019) Capres Prabowo bersama rombongan meninjau Huntara dan bertemu dengan warga Huntara korban bencana alam likuifaksi

Reporter: Ramdan otoluwa

SALAH satu warga pengungsi di shelter pengungsian Desa
Mpanau Kecamatan Biromaru meminta Prabowo Subianto harus menjadi Presiden
Republik Indonesia. Prabowo harus menyelamatkan dan mensejahterakan bangsa
Indonesia.

“Bapak
harus jadi Presiden. Kalo bapak jadi presiden, ganti semua sistem yang ada.
Selamatkan dan sejahterakan bangsa Indonesia
,” kata emak-emak  pengungsi ini dengan suara parau dan
berlinang air mata.

Capres
Prabowo hanya tersenyum dan tidak mampu berkata-kata mendengar aspirasi ini.

Kemarin, Selasa (8/1/2019) Capres Prabowo bersama
rombongan meninjau Huntara dan bertemu dengan warga Huntara korban bencana alam
likuifaksi.

Huntara
yang dikunjungi kali ini merupakan bantuan yang ia bangun di Biromaru Kabupaten
Sigi, melalui kader-kader di DPP, DPD dan DPC Partai Gerindra.

Sebelumnya,
Prabowo menghadiri acara temu kader, relawan dan simpatisan di Hotel Santika
Palu.

“Prabowo
Subianto berpandangan bahwa kita harus selamatkan masa depan bangsa Indonesia,”
kata Prabowo dalam acara yang bertajuk “Prabowo Menyapa Sulawesi Tengah” di
Hotel Santika, Kota Palu, 
Selasa (8/1/2019).

Ketua
Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini berpendapat bahwa elite-elite
di Jakarta tidak bisa diharapkan lagi. Mereka tidak memikirkan kehidupan
rakyat. Oleh sebab itu, jika para elit tidak lagi peduli, maka Prabowo
menekankan bahwa saat ini sudah waktunya rakyat 
mengerti mengenai situasi bangsa ini.

“Dan
saya rasakan di mana-mana saya pergi, rakyat sudah mengerti, rakyat sudah
faham, rakyat sudah sadar. Rakyat Indonesia tidak mau dibohongi lagi,”
tegasnya.

Prabowo
menyebutkan, di mana-mana ia menyampaikan pidato di hadapan publik, namun kerap
kali pernyataan dalam pidatonya dipelintir.

“Budaya
pelintir ini, sudah ramai di bangsa kita, dicari-cari, nunggu Prabowo salah
bicara,” tutur Prabowo.

Ia
mengemukakan bahwa saat ini usianya sudah masuk di 68 tahun. Karena itu, setiap
dirinya mengemukakan pendapat di hadapan publik, ia yang sebenar-benarnya,
karena dirinya hanya takut dengan Allah SWT, Tuhan Sang Pencipta.

“Mau
televisi bilang apa, mau koran-koran mainstream bilang apa, rakyat sudah
mengerti,” katanya.

Apapun
situasi saat ini, rakyat tidak mau lagi dibohongi para elit. Di mana
elite-elite di Jakarta yang sudah menikmati kekayaan Indonesia sekian puluh
tahun, yang tidak mau berfikir kepada rakyat jelata, rakyat yang miskin, rakyat
yang susah. Pada kesempatan itu, Prabowo menyampaikan dirinya tidak mau lagi
berbicara keras-keras, sebab suasana akan semakin memanas.

Usai
acara, Prabowo Subianto bersama Gubernur Sulteng yang juga Ketua DPD Gerindra
Sulteng, Longki Djanggola bertolak ke Makam Ulama besar Pendiri Alkhairaat, Alm
Sayyid Alhabib Idrus Bin Salim Aldjufri untuk berziarah, kemudian menuju
kediaman Sayyid Alhabib Saggaf Aldjufri untuk bersilaturahim.

Prabowo
bersama rombongan kemudian bertolak ke Desa Mpanau, Kecamatan Biromaru,
Kabupaten Sigi untuk meninjau Huntara dan bertemu dengan warga Huntara korban
bencana alam likuifaksi.

Huntara
yang dikunjungi kali ini merupakan bantuan yang ia bangun di Biromaru Kabupaten
Sigi, melalui kader-kader di DPP, DPD dan DPC Partai Gerindra.**

Berita terkait