Realisasi Job Fair 2018 Dipertanyakan

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter/Morowali: Bambang
Sumantri

EVENT Bursa pameran kerja (Job Fair 2018) bulan
Desember lalu sangat dipadati ratusan para pencari kerja. Kegiatan yang
diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali
itu, IMIP sendiri menyiapkan sekitar 1.000 lebih lowongan kerja (loker) bagi
para pencaker.

Ditemui
di sela-sela kegiatan, Minggu (2/12) lalu, penanggung jawab rekrutmen Job Fair
2018 PT IMIP, Eko Khairul mengatakan, melihat posisi yang saat ini dibuka oleh
PT IMIP, peluang para pencaker untuk terakomodir sangat terbuka lebar. IMIP
sendiri memang membutuhkan sekitar 1.000 lebih operator alat berat, dan sekitar
600 lebih untuk non-operator. “Untuk yang non-operator, IMIP membuka peluang
kepada mereka yang status pendidikannya minimal D3. Diantaranya, teknik
elektro, teknik mesin, teknik metalurgi, dan teknik kimia. Mengapa demikian,
karena hal itu juga merupakan kebutuhan loker yang sementara ini IMIP
terima,” urai Eko.

Selain
dari itu, kata Eko, PT IMIP tetap mengakomodir bagi para pencaker yang status
pendidikannya SMA atau sederajat. Eko mengatakan, yang pastinya semua
masyarakat mendapat peluang yang sama untuk bergabung di PT IMIP.

“Setelah
event Job Fair 2018 ini berakhir, IMIP akan mendahulukan berkas pelamar yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk yang lain, yakni mereka yang sudah
menyetor berkas lamaran di IMIP, masuk dalam daftar tunggu, untuk permintaan
berikutnya,” jelas Eko.

Sementara
itu, dalam sambutannya, Bupati Morowali, Taslim menyebutkan bahwa perkembangan
Morowali begitu cepat, dalam waktu lima tahun, Morowali melejit, yang begitu
nampak, anomali tenaga kerja dan pertumbuhan penduduk. Untuk pertumbuhan
penduduk, normalnya 2,5 persen, namun nyatanya, kata Taslim, di atas dari itu.

“Ini
merupakan tantangan bagi pemerintah, bagaimana kita membuka lapangan kerja bagi
mereka. Olehnya itu, harapan kami, kegiatan ini bisa dimaksimalkan dengan
sebaik-baiknya,” jelasnya.

Morowali
sendiri kata Taslim, sering diterpa oleh isu-isu yang berhubungan dengan
minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat
Morowali. Olehnya itu, jelas Drs Taslim, demi menciptakan iklim investasi yang
berkelanjutan bagi Morowali, peran serta dari masyarakat sangat dibutuhkan.
Sebab, kata dia lagi, jika stabilitas keamanan terjaga, maka iklim investasi
akan berkembang.

“Pemerintah
memandang sama, tidak ada pembeda, apalagi sudah ber-KTP Morowali, tidak ada
lagi kata pendatang. Sebagai masyarakat Morowali, mari kita jaga dan pelihara
daerah ini, kita jaga keamanannya. Kalau yang kita bangun dengan susah payah,
kemudian dalam waktu sekejap saja dirusak, yang rugi adalah masyakarat sendiri,”
tandasnya.

Selain
PT IMIP, saat itu PT Wanxiang Nickel Indonesia (WNI) juga membuka pendaftaran
penerimaan tenaga lerja, meskipun perusahaan tersebut belum sepenuhnya membuka
loker karena masih dalam tahap pembangunan infrastruktur.

 Terpisah,
Ketua Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Sulteng, Julfikar Bualo
pada Rabu (2/1/2019) kepada media ini melontarkan pertanyaan kepada pelaksana,
sudah sejauh mana realisasi dari kegiatan tersebut. “Sampai saat ini, kita
masyarakat belum tau sudah sampai dimana realisasi job fair tersebut, semoga
bukan hanya sekedar kegiatan abstrak, sampai sekarang para pelamar belum
mendapatkan kepastian, job fair ini bisa dikatakan gagal” jelasnya.

Ditambahkannya,
dengan adanya job fair, seharusnya penerimaan karyawan bisa lebih efektif,
namun dengan lambatnya hasil tersebut sepertinya lebih baik dilaksanakan di
masing-masing perusahaan agar tidak membuang anggaran daerah.**

Berita terkait