Tarif Pesawat Masih Dominasi Inflasi Palu

  • Whatsapp
banner 728x90
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng melaksanakan press release laporan data Inflasi, Rabu (2/1/2019)

Reporter: Firmansyah Lawawi

TARIF Angkutan udara masih menjadi faktor penyebab
inflasi di
Kota Palu
bulan Desember 2018. Dengan presentasi sebesar 0,32 persen. Hal itu terungkap
dalam press release Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, Rabu (2/1/2019)

Besaran inflasi yang ditimbulkan oleh tarif
angkutan udara tersebut adalah 1,10 persen. Komoditas indikator pendukung
naiknya inflasi  lainya, seperti ikan
ekor kuning sebesar 0,22 persen, ikan cakalang 0,10 persen, telur ayam ras 0,07
dan seng 0,06.

Jumlah total penumpang penerbangan di Sulteng di
bulan November 2018, sebanyak 153,286 orang. Naik menjadi 15,91 persen dari
bulan Oktober 2018.

“Secara globalnya, kota Palu mengalami inflasi sebesar 1,10 persen.
Meskipun tarif pesawat terbang mengalami kenaikan, pasca bencana alam, namun
minat masyarakat untuk menggunakan jasa angkutan udara justru mengalami
peningkatan hingga tujuh ribu orang di bulan November, ” ungkan kepala BPS
Sulteng, ir Faisal Anwar.

Faktor pemicu terjadinya peningkatan penggunanaan
jasa angkutan udara di Sulteng, khususnya kot Palu, dipengaruhi oleh adanya
hari besar dan libur dibulan Desember. “Tingginya penggunaan jasa
angkutan udara di Sulteng, salah satu pemicunya adalah adanya hari besar keagamaan
maupun hari libur. Sehingga mobilitas masyarakat semakin meningkat, ” ucap
Kabid BPS, Nasir.

Selain itu, Nasir membeberkan bahwa indikator
penyebab beberapa komoditas mengalami inflasi, seperti naiknya harga jual ikan
ekor kuning dan cakalang di kota Palu. Karena adanya peringatan dari BMKG,
terkait cuaca buruk dan terjadinya gelombang besar di perariran laut Sulawesi.

” Akibat dari buruknya cuaca di laut,
berdampak pasokan ikan ke pasar-pasar berkurang. Otomatis hal itu memicu
naiknya harga jual beberapa komoditas ikan, ” jelas Nasir.

Perkembangan ekspor Sulteng ditahun 2018 mengalami
kenaikan dibanding bulan November 2017. Tahun lalu sebesar 372,91 juta Dollar.
Naik menjadi 540,39 juta Dollar di tahun 2018.

Komoditas utama bahan baku ekspor untuk Sulteng,
didominasi oleh besi dan baja, sebesar 371,43 juta USD. Dengan tiga negara
tujuan utama. Yaitu Tiongkok 210,35 juta USD, Korea Selatan sebanyak 108,07 jut
USD dan Taiwan 82,23 juta USD. Sementara itu, dari sektor impor Sulteng dari
tahun 2017 sejumlah 118,08 juta USD. Tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak
367,38 juta USD. Berasal dari negara Afrika Selatan, Tiongkok dan Australia.
**

Berita terkait