Wali Kota Harus Bangun Mal Tatura Lagi

  • Whatsapp
banner 728x90

100 Hari Bencana Pasigala 
Mall Tatura Palu salah satu penggerak perekonomian yang terdampak gempa Pasigala 28 September 2018

Reporter/editor:  Ramdan otoluwa/andono wibisono
TEPAT
100
hari pasca bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi
di Kota Palu, Wali Kota Hidayat didesak warga segera memulihkan perekonomian
masyarakat dengan membangun kembali Mall Tatura Palu (MTP). Karena Mall milik
Pemkot itu rusak dan menerima asuransi sebesar Rp91,3 miliar. 

“Bangun mall itu
tidak sampai 70 miliar rupiah yang rusak. Karena lantai tiga dan empat saja.
Kan masih ada sisa 20 miliar lebih,’’ ujar salah satu sumber Kaili Post di Palu
kemarin.

Karena dengan beroperasinya
MTP, maka pergerakan perekonomian akan kembali bergairah dan akan menekan
inflasi. “Kalau MTP buka sekitar lokasi itu akan kembali bergairah. Karaoke
buka, Ramayana buka, penjual penjual UMKM buka otomatis ekonomi di bawah
bergerak. Karyawan akan kerja kembali dan dapat menghidupi kembali
keluarganya,’’ terangnya.

Selain itu, mangkraknya MTP
yang sudah berumur 100 hari tersebut juga memberi kesan psikologis sebuah kota
yang belum bangkit dari pasca bencana. “Kota kelihatan tidak terurus. Coba
malam lewat Mal Tatura, pasti ngeri ngeri sedap. Mal itu kebanggaan warga kota,
kalau dibiarkan mangkrak begitu kota ini kesannya mati,’’ tandas sumber yang
juga mengaku disertasi pasca sarjananya soal perkotaan.

Harusnya, Wali Kota dapat
mendukung program-program kepolisian yang kini sedang uji coba mencegah
kerawanan, ketertiban dan keamanan dalam kota dengan memasang sejumlah CCTV di
trafight light. 

Salah satunya, katanya dengan kembali meminta para pebisnis di
sekitar Jalan Monginsidi, Emy Saelan, Basuki Rahmat, Hasanuddin dan sekitarnya
untuk kembali aktif hingga malam hari. 

“Kesannya kalau malam Palu ini mundur 10
tahun. Mana semangat bangkit dan kuat. Pemimpinnya harus memberi semangat,’’
terangnya.

Seperti diketahui, MTP adalah
mall milik PT Citra Nuansa Elok (CNE). Saham CNE, hampir 97 persen milik Pemkot.
Sisanya milik salah satu pengusaha daerah. Ketika bencana alam, MTP terkena
imbas roboh hingga lantai tiga dan empat menjadi satu. Akibat terdampak gempa,
ruko-ruko sekitar tutup hingga 100 hari pasca bencana. Tidak ketahui pakah
karyawan-karyawan di berbagai tenent di mal itu dirumahkan atau di PHK.

Sementara itu, Direktur Utama
CNE, Mohammad Sandiri ketika dikonfirmasi no telponnya tidak aktif lagi.
Beberapa staf di MTP juga nampak tidak ada di basemen.**

Berita terkait