Kurang Empati PLN, Huntara Belum Dihuni

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter: Firmansyah Lawawi

SALAH Satu faktor kendala belum dimanfaatkan
Hunian Sementara bagi para pengungsi di Kota Palu adalah ketersediaan pasokan
listrik di tempat tersebut. Hal itu ditegaskan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum
(PU) Kota Palu, Iskandar.

Pekan lalu, usai rapat
percepatan validasi data dan persiapan Huntara, Iskandar mengungkapkan
Perusahaan Listrik Negara (PLN) selaku BUMN seharusnya memberikan kompensasi terkait pemasangan meteran listrik di Huntara tanpa meminta pembayaran
didepannya.

Namun yang terjadi di lapangan, pihak PLN tetap
meminta pembayaran tersebut.
Pemkot tetap akan melunasinya. Namun anggaranya untuk
hal itu
belum tersedia. Pemkot memangnya mau lari kemana ” tandas Iskandar.

Sikap PLN lainnya yang kurang bersimpati terhadap korban di pengungsian, menurut Iskandar,
ditunjukan saat
 pihaknya berinisiatif menarik sambungan listrik dari sebuah
tiang penerangan jalan untuk menerangi tenda-tenda
di lokasi pengungsian
sport center Kelurahan Balaroa.

Namun, pihak PLN malah memasukan tagihannya
kepada Pemkot, senilai Rp 57 juta. Padahal saat itu masih dalam keadaan darurat,”
katanya.

PLN merupakan Badan Usaha
Milik Negara. Dalam situasi darurat bencana, tidak sepantasnya melakukan
tagihan tersebut. Setidaknya hal itu dimasukan untuk CSR kepada pemkot.

“Saya tekankan, semua
BUMN yang ada di kota Palu telah memberikan CSR terkait kebencanaan. Hanya PLN
yang belum melakukannya,” ujarnya.

Terkait pemasangan meteran
di Huntara, pihaknya telah berkoordinasi dengan PLN. Namun terkendala dengan
materil metrean listrik. Karena setiap bilik menggunakan satu meteran.
Jika setiap bilik satu meteran maka PLN harus menyediakan ratusan meteran
sesuai jumlah bilik Huntara yang ada,” ujarnya.

Mengantisipasi hal itu, pihaknya mendorong PLN untuk sementara memasang
satu meteran  untuk satu unit saja. Namun
dengan kapasitas daya yang besar. Sehingga seluruh b
ilik bisa mendapat pasokan listrik.

Iskandar juga berharap
agar pihak PLN memberikan subsidi terkait tagihan listrik di Huntara. Jangan
dibebankan semuanya kepada warga penyintas.
Hal ini perlu dibicarakan. Kami berharap PLN
memberikan subsidinya untuk Huntara,” pintanya.

Menanggapi tudingan
tersebut, Manajer PLN Palu, Abbas menjelaskan bahwa PLN bersama BUMN lainya
membangun huntara di Kabupaten Sigi, yaitu di Desa Sibalaya, Potoya, Lolu, dan
Baliase. Intalasi kelistrikannya ditanggung oleh pihaknya.

Penyaluran dana
pertanggung jawaban sosial lingkungan atau Corporate Social Responbillity (CSR)
dari pihaknya, penyaluranya melalui pemerintah Kota Palu.

Untuk penyaluran CSR PLN, mekanisme untuk case tertentu harus bermohon untuk
diteruskan ke pengelola
CSR ke kantor pusat,” ungkap Abbas.

Untuk pembebanan tagihan
listrik ke Huntara, dia mengatakan hal itu ada baiknya disampaikan kepihak PLN
secara tertulis. Atau diajukan kepada Kementerian ESDM.

“Hal seperti itu
butuh kebijakan khusus dari pemerintah. Yang telah disetujui adalah, Huntara
masuk tarif sosial. Sebagai tindak lanjut permohonan Gubernur kepada Kementerian
ESDM. Mungkin Pemkot kurang berkoordinasi dengan Pemprov. Sehingga tidak up
date, ” katanya.

Untuk kelistrikan di
Huntara, Abbas menjelaskan meskipun
 jumlah meteran yang dibutuhkan  cukup
banyak
. Namun pihaknya tetap berupaya untuk memenuhi semua kebutuhan
huntara
. “Kurang lebih 200 bilik Huntara sudah
dinyalakan,” akunya.

Pasca dua belas hari  bencana alam di Sulteng, pihak PLN lanjut
Abbas melakukan Recovery atau pemulihan tujuh gardu induk, 45 feeder atau
penyulung, pengadaan 66 unit genset, 15 unit alat berat dan alat bantu lainya,
15 unit mobil truck, 315 mobil operasi serta crane untuk perbaikan jaringan.

Selain itu, program PLN
peduli juga telah menggolontorkan dana sebanyak Rp, 4,218 milyar. Meliputi
makanan senilai 1,506 milyar, pakaian, 720 juta, obat-obatan 680 juta, listrik
362 juta, perbaikan rumah ibadah 317 juta, pemulihan jaringan internet 300
juta, tenda 236 juta dan air bersih 972 juta.

“Sebanyak 1,034
personil PLN seluruh Indonesia yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, diturunkan
ke Sulteng guna recovery, ” bebernya. ***

Berita terkait