TNI Polri Gelar Simulasi Penanganan Demonstrasi

  • Whatsapp
banner 728x90
Reporter/Poso: Ishaq Hakim

ANTISIPASI Massa dalam menangani gangguan
keamanan pemilu di Poso,  KPU dan TNI/Polri gelar simulasi demonstrasi,
Sabtu (2/2/2019).
Sebanyak 250 personel gabungan TNI,
Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja ikut dalam pelaksanaan simulasi penanganan
aksi demonstrasi Pemilu 2019 di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. 
Pada simulasi itu, sejumlah massa
yang tergabung dari berbagai elemen masyarakat dan partai politik yang merasa
dicurangi dalam perhitungan suara, bergerak memaksa masuk ke kantor KPU untuk
bertemu dengan ketua KPU Poso.
Massa yang bersikeras untuk bertemu
dengan ketua KPU Budiman Maliki, berupaya menerobos barikade Polisi.
Tindak anarkis massa tersebut langsung
ditanggapi pihak TNI, sehingga dikerahkanlah personil TNI yang dilengkapi
dengan peralatan tameng dan lainnya untuk menghalau gerakan massa dan menahan
aksi anarkis tersebut, hingga memukul mundur ribuan massa yang ricuh.
Komandan Kodim (Dandim) 1307 Poso,
Letkol Inf Catur Sutoyo mengatakan, simulasi gabungan tersebut dilakukan
sebagai latihan bersama menghadapi berbagai bentuk gangguan yang tidak
diinginkan.
“Dalam rangka menghadapi pemilu
2019 di bulan April ini, tentunya kita TNI tetap netral tetapi jika kami
dibutuhkan Polri saat ada gangguan, kami siap untuk mengamankan,” ucapnya
kepada wartawan.
Menurutnya, selain gangguan ancaman
dari sekelompok massa pihaknya mengakui kelompok Ali Kalora yang masih
berjumlah 14 orang masih menjadi ancaman serius di wilayah Poso.
Namun dikatakannya, dengan
sinergitas TNI, Polri, Pemda Poso dan masyarakat pelaksanan pemilu di Poso kami
yakini aman tanpa gangguan kelompok Ali Kalora.
Selain itu, Ketua KPU Poso Budiman
Maliki menyampaikan, pihaknya sangat mengapresiasi dilaksanakannya simulasi
tersebut, karena peran TNI/Polri sangat dibutuhkan dalam mengamankan tahapan
hingga pelaksanaan pemilu 2019 di Poso.
“Sejauh ini kami terus
berkerjasama demi menciptakan Pemilu yang aman dan damai,” ungkapnya.
Budiman juga menilai, dengan
diadakannya Simulasi Pengamanan Pilkada ini untuk mencapai rasa aman dan
berkeadilan saat pemilihan berlangsung.
Ketika nanti terjadi kerusuhan
akibat rasa tidak percaya massa akan keputusan yang diumumkan ketua KPU
terhadap calon yang memenangkan pemilihan nantinya, maka seluruh kekuatan
dikerahkan dalam mengatasi huru-hara yang terjadi.**

Berita terkait