Siswa Numpang Ujian

  • Whatsapp
banner 728x90
Kendala Jaringan & Komputer

SECARA Nasional, pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA/MA mulai dilaksanakan Senin (1/4/2019) di seluruh Indonesia.

Di Kabupaten Morowali pelaksanaan UNBK juga telah dimulai dan dilaksanakan di beberapa sekolah. Di SMA Negeri 2 Bungku Tengah, sebanyak 36 siswa dan 48 siswi mengikuti ujian yang dibagi dalam tiga sesi. Sementara, di sekolah tersebut juga terdapat 10 siswa dan 3 siswi dari SMA Bhalda harus menumpang ujian di SMAN 2 Bungku Tengah karena terkendala sarana pelaksanaan ujian.

Kepala Sekolah SMAN 2 Bungku Tengah, Sitti Rabiyah Laonu mengatakan bahwa ujian tersebut terpaksa harus dibagi tiga sesi karena keterbatasan komputer.

“Ujian kami bagi dalam tiga sesi karena kendala komputer, dan ada 13 siswa siswi asal SMA Bhalda yang ikut ujian di sini, untuk menjaga ketersediaan listrik, disediakan genset berkapasitas 5.000 watt dan ada dua orang petugas PLN yang stand by di sini” ungkapnya.

Sementara, nasib menyedihkan harus dialami siswa-siswi asal SMA Negeri Bungku Pesisir. Peserta ujian harus melaksanakan UNBK di SMK Negeri I Bungku Tengah akibat tidak adanya jaringan di wilayah tersebut.

Para peserta pun harus mencari tempat tinggal keluarga yang berada di wilayah Kecamatan Bungku Tengah untuk menginap selama pelaksanaan ujian yang akan berakhir pada tanggal 8 April 2019 mendatang.

Kepala Sekolah SMAN Bungku Pesisir, Syarifuddin Kaseng mengatakan, tak hanya terkendala sarana komputer, namun yang paling utama adalah jaringan internet yang sampai saat ini belum masuk ke Bungku Pesisir.

“Kalau komputer di sekolah kami itu ada 8 unit, tapi masalah utamanya bukan itu, jaringan internet lah yang menjadi kendala karena sampai saat ini tidak bisa dijangkau, kami berharap agar pemerintah yang mempunyai kewenangan bisa berupaya untuk mengatasi hal ini sehingga siswa siswi kami ke depan tidak mengalami kesulitan kalau UNBK, apalagi zaman sekarang ini kan sudah canggih teknologinya, tapi kalau tidak ditunjang dengan jaringan ya tidak ada gunanya,” tandas Syarifuddin.

Sementara, dari kabupaten Donggala dilaporkan sebanyak 143 peserta ujian di SMAN 1 Banawa terpaksa harus menumpang ujian di SMKN 1 Banawa seperti tahun lalu.

Seyogyanya, sekolah ini sudah akan menggelar UNBK secara mandiri di sekolahnya. Namun sayangnya bantuan 20-an unit komputer yang akan digunakan untuk ujian rusak terdampak gempa September 2018 silam.

“Belum sempat dipake. Baru sekitar 4 atau 5 hari dipasang di lab, so gempa. Sujud semua di lantai, semua computer bantuan itu tidak bisa lagi dipake,” kata salah satu guru SMAN 1 Banawa, Risna Abas.

Meski numpang di sekolah lain, siswa SMAN 1 Banawa mengikutinya dengan aman lancar.**

Reporter: Bambang Sumantri/Ikhsan Madjido

Berita terkait