DEKLARASI KEBANGSAAN SULTENG, PERERAT UKHWAH WATHAIYAH

  • Whatsapp
banner 728x90

Peringati hari Kebangkitan Nasional 2019


Sumber: Humas Pemprov


Kemarin (20/05/19) Pemprov Sulteng Gelar kegiatan yang
bertajuk Silaturahmi Kebangsaan dan buka Puasa bersama, sekaligus menggelar
Deklarasi Kebangsaan, dalam rangka
mepererat Ukhuwah Wathaiyah dalam bingkai NKRI, kegiatan ini digelar di Gedung
Polibu Kantor Gubernur Prov Sulteng,
Pada kesempatan ini Kapolda
Sulteng Brigjen Pol Lukman Wahyu Hariyanto dalam sambutannya mengatakan, Di
Bulan Suci Ramadhan ini kebetulan esensinya ialah merupakan tahun Politik pasca
Perhitungan Suara KPU, yang mana di kalangan publik terjadi gagap gempita suara
yang kurang normatif dari Kacamata Polri, di bulan Ramadhan ini Kapolda
mengajak semua pihak bisa mengendalikan diri dan toleransi kepada sesama karena
hal lebih baik, sebagai para elit kita jangan terprovokasi atau memprovokasi
agar Pasca Pemilu ini bisa berjalan Aman dan damai, semoga Keberkahan Bulan
Ramadhan ini kita bisa lebih meningkatkan toleransi dan pengendalian diri. Kata
Kapolda Sulteng
pada kesempatan yang sama
Gubernur Sulteng Drs.H. Longki Djanggola.M.Si, saat membuka Deklarasi
Kebangsaan menyampaikan, momentum bulan suci ramadhan adalah media relevan
untuk meninjau kembali sejauhmana kita telah membaktikan diri kepada Allah SWT,
maupun bagi bangsa dan negara, khususnya melalui profesi yang diemban sebagai
aparatur penyelenggara negara atau profesi-profesi lain yang turut memberi
andil kontribusi bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa dan negara.
selain itu kata Gubernur, ibadah
puasa yang dijalani, ia harap bukan jadi penghambat yang gilirannya melunturkan
semangat dibanding bulan-bulan sebelumnya. justru datangnya bulan suci menjadi
peluang kita meraih berbagai bonus pahala yang dijanji allah swt, atas pekerjaan
maupun ibadah yang kita kerjakan dengan baik dan khusyu.
terkait, momen deklarasi
kebangsaan ini, Gunernur berharap, hal ini jadi katalis penguat silaturahmi
antar kalangan dan elit yang ada di sulawesi tengah, khususnya kota palu. jadi
bukan hanya ukhuwah islamiyah atau persaudaraan sesama muslim yang diperkokoh
tapi lebih luas lagi, ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan kebangsaan, dan
ukhuwah basariyah atau persaudaraan kemanusiaan melalui silaturahmi. kata
Gubernur
selain itu, bulan ramadhan adalah
bulan silaturahmi, bulan solidaritas, bulan berbagi, bulan gotong royong dan
bulannya menahan diri sebab salah satu makna dari puasa adalah menahan,
khususnya menahan panca indera kita dari dorongan berbuat prilaku-prilaku yang
bisa merusak silaturahmi seperti saling umpat, saling menonjolkan ego sektoral,
merasa diri paling benar, menyebar hoax, kebencian, melakukan provokasi,
intimidasi, intoleransi dan lain-lain yang dapat memecah belah bangsa dan
masyarakat sulawesi tengah.Jelasnya
ia Pun (Gubernur) mengajak para
tokoh dan elit yang ada hendaknya menjadi tulang punggung yang membentengi
masyarakat dan ikut menjaga kesetiaan terhadap 4 konsensus berbangsa yaitu
pancasila, uud 1945, bhineka tunggal ika dan negara kesatuan republik
indonesia. 
lebih lanjut Gubernur mengatakan,
sebagai Para elit yang disegani di masyarakat, ia berharap kiranya para elit
dapat menjadi panutan yang menginspirasi, mengayomi dan menentramkan, bukan
justru malah ikut-ikutan mengkompori keadaan jadi semakin parah.
dengan deklarasi ini, Gubernurpun
kembali berharap, agar bisa menjadi komitmen para pihak yang menyatakan diri
untuk tegas menolak gerakan radikalisme, terorisme, komunisme, paham-paham
sesat dan turunannya di bumi sulawesi tengah, khususnya di kota palu.
di akhir Sambutannya, terkait
Fitnah yang menimpanya atas pemberitaan Berita Hoax, Gubernur Longki di hadapan
Kapolda Sulteng meminta dengan sangat Kepada Pihak Kepolisian agar kasus ini
harus tuntas dan harus diangkat kepermukaan dan jangan sampai hal ini diabaikan
karena sudah beredar di luar, bahwa yang membuat hoax tersebut berteman dengan
aparat tidak mungkin akan terungkit. Jelas Gubernur, dan Gubernur ingin bukti
bahwa penyebar hoax tersebut harus dijerat dengan hukum khusus UU ITE, karena
fitnah dan hoax tersebut sangat luar biasa saya Gubernurpun di buat seperti
itu. dan Kasus ini harus diangkat sampai ke pengadilan. Tegasnya.
Deklarasi Kebangsaan ini di
hadiri forkopimda, para pejabat sipil pemerintahan, unsur TNI/Polri, para tokoh
ormas, elit partai politik, fkub, akademisi, paguyuban etnis, rekan media dan
mitra kerja.
di akhir sambutan Gubernur
bersama Para tokoh Undangan melakulan Deklarasi Kebangsaan yang kemudian
dilanjutkan dengan Penandatanganan Deklarasi. usai menggelar Deklarasi
dilanjutkan dengan Buka Puasa Bersama kemudian Shalat Berjamaah. ***

Berita terkait