Pilkada Pangkep 2020, Mantan Kepala BPPD Morowali Maju

  • Whatsapp
banner 728x90

Mantan Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BPPD) Morowali, Muhammad Syahrul Syam, secara mengejutkan mengungkapkan niatnya untuk turut serta bertarung dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan pada tahun 2020 yang akan datang.

Via pesan elektronik Whats App (WA), Rabu (10/9/2019), Syahrul mengatakan bahwa niatnya untuk maju adalah karena mendapatkan dukungan dari keluarga besar. “Dukungan keluarga besar yang membuat saya terdorong, mengenai peluang, saya optimis untuk bisa ikut bertarung dalam kontestasi ini, Insya Allah saya masih paham kondisi Pangkep sebagai kampung saya, itu juga yang menguatkan saya untuk maju,” jelasnya.

Syahrul mengungkapkan bahwa awal dirinya memiliki niat maju di Pilkada Pangkep datang secara tiba-tiba saat ada undangan dari koleganya beberapa waktu lalu untuk membicarakan terkait kondisi politik Pangkep pada tahun 2020. “Dari hasil perbincangan saat itu, ada kesepakatan dari teman-teman untuk mendorong saya maju bertarung, apalagi saya sudah cukup lama di kampung orang dan sudah lama tidak pulang,” ungkapnya.

Ia juga mengaku telah melakukan komunikasi dengan sejumlah pimpinan partai, diantaranya Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Seperti diketahui, karir birokrasi Syahrul diawali sebagai pejabat menjadi Sekretaris Lurah (Seklur) di wilayah Pangkep, setelah itu pindah ke Morowali dan pernah menduduki sejumlah jabatan, diantaranya Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Morowali, Sekretaris BPPD Morowali, dan Kepala BPPD Morowali pada masa kepemimpinan Bupati Morowali dua periode, Anwar Hafid.

Pada masa pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Bupati-Wakil Bupati Taslim-Najamudin tahun 2018, secara mengejutkan Syahrul menjadi salah seorang pejabat yang diparkir alias dinon job meskipun saat itu masa jabatan Bupati-Wakil Bupati belum cukup enam bulan pasca pelantikan sehingga sempat menimbulkan kontroversi.

Namun demikian, pria kelahiran 38 tahun silam ini tak lantas memberontak dan lebih memilih ikhlas dalam menjalani hal tersebut, yang akhirnya memilih untuk pulang kampung. “Tugas pertama saya menjadi Sekretaris Lurah di wilayah Pangkep, kemudian pindah ke Morowali sampai jabatan saat ini, namun sebaik-baiknya di kampung orang, jauh lebih baik lagi kalau di kampong sendiri,” tandasnya.**

Reporter/Morowali: Bambang Sumantri

Berita terkait